Sistem Informasi Dan Aplikasi Pelayanan Desa Soropaten (SIAP PATEN)
Pemerintah Desa Soropaten
Kabupaten Klaten

Desa
Soropaten

Login Admin
Statistik Pengunjung
Info Aplikasi
Selamat Datang di Website Resmi Desa Soropaten, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah | PASTIKAN PBB ANDA DIBAYARKAN SEBELUM TANGGAL 30 SEPTEMBER 2024...

Info

Berita Desa

Kisah Presiden Soekarno di Soropaten hingga Berdirinya Tugu Waseso

Tugu Waseso merupakan sebuah bangunan berbentuk lingkaran dengan ketinggian sekitar 12,5 meter. Tugu tersebut berada di tepi sawah Dukuh Pandanan, Desa Soropaten, Kecamatan Karanganom. Lokasinya yang berada di pinggir permukiman warga membuat Tugu Waseso sulit terlihat dari kejauhan.

Dibalik berdirinya Tugu Waseso itu ternyata menyimpan sejarah besar. Jauh sebelum tugu itu berdiri, Presiden Indonesia pertama, Ir. Soekarno pernah berkunjung ke Desa Soropaten sekitar tahun 1934-an. Kedatangannya bukan sembarang mampir, melainkan mencari seorang sakti yang tinggal di Soropaten pada waktu itu yakni Kyai Karsorejo.

Kedatangan Bung Karno, panggilan akrab Presiden Ir. Soekarno ke Desa Soropaten merupakan saran dari Kraton Solo. Konon, sebelum Bung Karno bersama masyarakat meraih kemerdekaan, ia diminta oleh pemimpin keraton agar terlebih dahulu menemui Kyai Karsorejo untuk meminta doa restu berjuang mengusir penjajah dari Indonesia.

Lantaran melihat kondisi rakyat Indonesia yang semakin sengsara, Bung Karno lantas segera menuju ke Desa Soropaten. Di situ ia mencari Kyai Karsorejo di rumahnya namun tak ada. Bung Karno lantas berkeliling kampung setempat untuk mencarinya. Setelah cukup lama, akhirnya Bung Karno menemukan Kyai Karsorejo di sebuah sawah sedang mencari rumput.

"Saat itu bertemunya di sawah yang ada di pinggir desa. Pada pertemuannya, Bung Karno memohon doa restu kepada Kyai Karsorejo untuk Indonesia," kata Sri Nugroho, salah satu keturunan Kyai Karsorejo.

Usai menyampaikan maksudnya, Kyai Karsorejo lantas memberikan doa kepada Bung Karno. Tidak hanya doa, sebelum Bung Karno pergi meninggalkan desa, Kyai Karsorejo juga sempat memberikan sehelai rumput grinting. Melalui rumput itu, Kyai Karsorejo berharap Indonesia bisa terus berjuang dan meraih kemerdekaan yang diimpikan sejak bertahun-tahun. 

Selepas itu Bung Karno langsung pergi untuk menyusun strategi kemerdekaan Indonesia. Dan ternyata benar, selang beberapa tahun setelah pertemuan itu tepatnya tahun 1945, Indonesia berhasil meraih kemerdekaan. Bendera Merah Putih berkibar, lagu Indonesia Raya menggema dan proklamasi tersiar ke sejumlah radio pada waktu itu.

"Memang akhirnya Indonesia berhasil merdeka. Penjajah mengaku kalah dan mundur meninggalkan Indonesia. Semua orang pada waktu itu jelas sangat bahagia dan terharu," jelasnya.

Sehingga, lanjut Nugroho, untuk mengenang pertemuan kedua tokoh tersebut, akhirnya warga Dukuh Pandanan membuat sebuah tugu yang disebut Tugu Waseso. Tugu itu berdiri tepat di atas pijakan kaki Bung Karno meminta izin kepada Kyai Karsorejo. Tugu dibangun di tepi sawah yang tidak jauh dari aliran sungai.

Hingga kini, tugu itu masih berdiri kokoh dengan sejumlah peninggalan sejarah lain. Tugu Waseso kian hari kian ramai menjadi perbincangan warganet, bentuknya yang unik serta berada di pinggir sawah membuat tugu tersebut diburu untuk berswafoto. Pemerintah desa setempat sendiri tengah menyiapkan potensi baru di kawasan tugu tersebut.

Beri Komentar

Komentar Facebook

layananmandiri

Hubungi Aparatur Desa Untuk mendapatkan PIN

Statistik Penduduk

Lokasi Kantor Desa

Alamat:Jl. Jatinom - Jurangjero KM 3,5, Dagen, Desa Soropaten
Desa : Soropaten
Kecamatan : Karanganom
Kabupaten : Klaten
Kodepos : 57475

Peta Wilayah Desa

Transparansi Anggaran

APBDes 2024 Pelaksanaan

Pendapatan

Anggaran:Rp 1.886.263.859,00
Realisasi:RP 1.602.077.742,00

84.93%

Belanja

Anggaran:Rp 1.940.567.838,00
Realisasi:RP 1.298.013.956,00

66.89%

Pembiayaan

Anggaran:Rp 57.826.583,00
Realisasi:RP 56.065.281,00

96.95%

APBDes 2024 Pendapatan

Hasil Usaha Desa

Anggaran:Rp 3.800.000,00
Realisasi:RP 0,00

0%

Hasil Aset Desa

Anggaran:Rp 135.911.450,00
Realisasi:RP 75.911.450,00

55.85%

Lain-Lain Pendapatan Asli Desa

Anggaran:Rp 1.000.000,00
Realisasi:RP 350.000,00

35%

Dana Desa

Anggaran:Rp 842.731.000,00
Realisasi:RP 842.731.000,00

100%

Bagi Hasil Pajak Dan Retribusi

Anggaran:Rp 39.189.694,00
Realisasi:RP 7.956.955,00

20.3%

Alokasi Dana Desa

Anggaran:Rp 316.306.715,00
Realisasi:RP 183.189.440,00

57.92%

Bantuan Keuangan Provinsi

Anggaran:Rp 115.000.000,00
Realisasi:RP 60.000.000,00

52.17%

Bantuan Keuangan Kabupaten/Kota

Anggaran:Rp 430.000.000,00
Realisasi:RP 430.000.000,00

100%

Bunga Bank

Anggaran:Rp 2.325.000,00
Realisasi:RP 1.938.897,00

83.39%

APBDes 2024 Pembelanjaan

Bidang Penyelenggaran Pemerintahan Desa

Anggaran:Rp 536.842.685,00
Realisasi:RP 266.021.176,00

49.55%

Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa

Anggaran:Rp 1.151.395.153,00
Realisasi:RP 871.633.780,00

75.7%

Bidang Pembinaan Kemasyarakatan Desa

Anggaran:Rp 85.800.000,00
Realisasi:RP 84.548.700,00

98.54%

Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa

Anggaran:Rp 39.030.000,00
Realisasi:RP 1.200.000,00

3.07%

Bidang Penanggulangan Bencana, Darurat Dan Mendesak Desa

Anggaran:Rp 127.500.000,00
Realisasi:RP 74.610.300,00

58.52%

Sistem Informasi Dan Aplikasi Pelayanan Desa Soropaten (SIAP PATEN)
Pemerintah Desa Soropaten
Kabupaten Klaten

Desa
Soropaten

Login Admin
Statistik Pengunjung
Info Aplikasi

Berita Desa

Kisah Presiden Soekarno di Soropaten hingga Berdirinya Tugu Waseso

Tugu Waseso merupakan sebuah bangunan berbentuk lingkaran dengan ketinggian sekitar 12,5 meter. Tugu tersebut berada di tepi sawah Dukuh Pandanan, Desa Soropaten, Kecamatan Karanganom. Lokasinya yang berada di pinggir permukiman warga membuat Tugu Waseso sulit terlihat dari kejauhan.

Dibalik berdirinya Tugu Waseso itu ternyata menyimpan sejarah besar. Jauh sebelum tugu itu berdiri, Presiden Indonesia pertama, Ir. Soekarno pernah berkunjung ke Desa Soropaten sekitar tahun 1934-an. Kedatangannya bukan sembarang mampir, melainkan mencari seorang sakti yang tinggal di Soropaten pada waktu itu yakni Kyai Karsorejo.

Kedatangan Bung Karno, panggilan akrab Presiden Ir. Soekarno ke Desa Soropaten merupakan saran dari Kraton Solo. Konon, sebelum Bung Karno bersama masyarakat meraih kemerdekaan, ia diminta oleh pemimpin keraton agar terlebih dahulu menemui Kyai Karsorejo untuk meminta doa restu berjuang mengusir penjajah dari Indonesia.

Lantaran melihat kondisi rakyat Indonesia yang semakin sengsara, Bung Karno lantas segera menuju ke Desa Soropaten. Di situ ia mencari Kyai Karsorejo di rumahnya namun tak ada. Bung Karno lantas berkeliling kampung setempat untuk mencarinya. Setelah cukup lama, akhirnya Bung Karno menemukan Kyai Karsorejo di sebuah sawah sedang mencari rumput.

"Saat itu bertemunya di sawah yang ada di pinggir desa. Pada pertemuannya, Bung Karno memohon doa restu kepada Kyai Karsorejo untuk Indonesia," kata Sri Nugroho, salah satu keturunan Kyai Karsorejo.

Usai menyampaikan maksudnya, Kyai Karsorejo lantas memberikan doa kepada Bung Karno. Tidak hanya doa, sebelum Bung Karno pergi meninggalkan desa, Kyai Karsorejo juga sempat memberikan sehelai rumput grinting. Melalui rumput itu, Kyai Karsorejo berharap Indonesia bisa terus berjuang dan meraih kemerdekaan yang diimpikan sejak bertahun-tahun. 

Selepas itu Bung Karno langsung pergi untuk menyusun strategi kemerdekaan Indonesia. Dan ternyata benar, selang beberapa tahun setelah pertemuan itu tepatnya tahun 1945, Indonesia berhasil meraih kemerdekaan. Bendera Merah Putih berkibar, lagu Indonesia Raya menggema dan proklamasi tersiar ke sejumlah radio pada waktu itu.

"Memang akhirnya Indonesia berhasil merdeka. Penjajah mengaku kalah dan mundur meninggalkan Indonesia. Semua orang pada waktu itu jelas sangat bahagia dan terharu," jelasnya.

Sehingga, lanjut Nugroho, untuk mengenang pertemuan kedua tokoh tersebut, akhirnya warga Dukuh Pandanan membuat sebuah tugu yang disebut Tugu Waseso. Tugu itu berdiri tepat di atas pijakan kaki Bung Karno meminta izin kepada Kyai Karsorejo. Tugu dibangun di tepi sawah yang tidak jauh dari aliran sungai.

Hingga kini, tugu itu masih berdiri kokoh dengan sejumlah peninggalan sejarah lain. Tugu Waseso kian hari kian ramai menjadi perbincangan warganet, bentuknya yang unik serta berada di pinggir sawah membuat tugu tersebut diburu untuk berswafoto. Pemerintah desa setempat sendiri tengah menyiapkan potensi baru di kawasan tugu tersebut.

Beri Komentar

Komentar Facebook